Auguste Comte adalah seorang filusuf dari perancis
yang sering kali disebut sebagai peletak dasar bagi ilmu
Sosiologi. Dan dia pula-lah yang memperkenalkan nama 'Sociology'. Auguste Comte
lahir pada tahun 1789 di kota monpellier perancis selatan.Orang tua Comte
adalah pegawai di kerajaan dan penganut sgama katolik yang saleh. Bertolak
belakang dengan keinginan orang tuanya yang ingin menjadikan comte ahli agama,
comte tumbuh menjadi anak yang berpikiran bebas dan memiliki kemampuan untuk
berpikir tentang dirinya sendiri. Pada pertumbuhannya comte mendapat pendidikan
local di monpellier dan mendalami matematika.pada usia 16 tahun Comte pindah ke
Paris dan masuk sekolah politeknik studi keinsinyuran. Saat itu Comte benar
benar menunjukkan pikiran bebasnya dan membuat dia di keluarkan dari sekolah
itu. Akhirnya dia kembali ke Monpellier lagi, namun tidak betah lama, sehingga
dia kembali ke Paris dan saat itulah bertemu dengan Saint Simon.Sejak saat
Comte resmi menjadi murid sekaligus sekretaris dari Saint Simon.
Saat bersama Saint simonlah Auguste Comte mampu mengembangkan daya pikirnya
yang bebas. Karena melihat bakatnya maka saint simon menjadikan Comte sebagai
penulis karangan karangannya. Namun terjadi perselisihan diantara keduanya dan
tidak pernah menyelesaikan dengan damai hingga sang guru meninggal.
Dari sekian banyak buku yang tercipta hanya ada satu buku yang menjadi
karya terbesar auguste Comte yaitu A
course of positive philosophy. Buku inilah yang menguraikan seluruh
pemikiran dari Auguste Comte terdiri dari beberapa jilid. Jilid 1 terbit tahun
1848 dan disusul 5 jilid berikutnya.
Teori Teori
Sosial Comte
Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian, yaitu Social Static dan Social Dynamic. Sosial static merupakan suatu
hukum bagi aksi- reaksi antara bagian bagian dari suatu sistem social. Dan
social dynamic merupakan teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat
manusia. Bila social static merupakan studi masyarakat yang didalam saling berhubungan
akan menghasilkan pendekatan yang paling elementer terhadap sosiologi. Namun studi
tentang hubungan social yang terjadi antara bagian bagian itu takkan pernah
dipelajari tanpa memahaminya sebagai hasil dari perkembangan. Itulah sebabnya
Comte berpendapat bahwa tidak akandiperoleh pemahaman yang layak tanpa
menggunakan pendekata social dynamic atau pendekatanhistoris.
Social Dynamic
Social dynamic merupakan
ilmu yang mempelajari perkembangan masyarakat manusia, namun Comte tidak
membicarakan asal mula manusia karena akan menimbulkan imajinasi yang berlebih.
Sedangkan ajaran positivisme yang ia kemukakan mengatakan bahwa ilmu
pengetahuan harus bisa di buktikan dalam kenyataan.
Comte mengakui adanya hewan yang bermasyarakat.Namun
ia kurang setuju dengan adanya validasi bahwa manusia berasal dari hewan. Ia
berpikir pasti ada hukum umum yang bisa menjelaskan kesinambungan perkembangan
social masyarakat pada kala itu. Comte menambahkan bahwa ada perbedaan antara
hewan dengan manusia. Manusia memiliki intelegensi yang lebih tinggi daripada
hewan. Dengan asumsi tersebut Comte mengajukan tentang 3 ingkatan perkembangan
manusia. Yaitu theologies, metaphysic
(abstrak), scientific (positive).
1. The law
of three stages
The law of
three stages atau hukum tentang 3 tingkatan pemikiran, adalah
hokum tentang perkembangan intelegasi manusia, dan yang berlaku tidak hanya
terhadap perkembangan masyarakat, namun juga terhadap individu. Hukum ini
merupakan generalisasi dari tiap bagian dari pemikiran manusia yang berkembang
semakin maju melalui tiga tahap pemikiran yaitu :
a. Zaman Teologis
Pada zaman
teologis, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa -
kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala - gejala tersebut. Kuasa
- kuasa ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti
manusia, tetapi orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan yang lebih tinggi
dari pada makhluk – makhluk insan biasa.
Zaman teologis dibagi lagi menjadi tiga periode berikut :
·
Animisme.
Tahap Animisme merupakan tahap paling primitif karena benda-benda dianggap
mempunyai jiwa. Politeisme.
Tahap Politeisme merupakan perkembangan dari tahap pertama. Pada tahap ini
manusia percaya pada dewa yang masing - masing menguasai suatu lapangan
tertentu; dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar dan sebagainya. Monoteisme.
Tahap Monoteisme ini lebih tinggi dari pada dua tahap sebelumnya, karena pada
tahap ini, manusia hanya memandang satu Tuhan sebagai Penguasa.
b.Zaman Metafisis
Pada zaman
ini manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis. Sifat yang
khas adalah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodrati,diganti dengan kekuatan-kekuatan
yang mempunyai pengertian abstrak, yang diintegrasikan dengan alam.
c. Zaman Positif
Zaman ini
dianggap Comte sebagai zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Alasanya ialah
pada zaman ini tidak ada lagi usaha manusia untuk mencari penyebab -
penyebab yang terdapat dibelakang fakta-fakta. Manusia kini telah membatasi
diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta yang disajikannya.Atas dasar
observasi dan dengan menggunakan rasionya, manusia berusaha menetapkan relasi
atau hubungan persamaan dan urutan yang terdapat antara fakta-fakta. Pada zaman
terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya.
Hukum
tentang tiga tahap ini menerangkan perkembangan intelektual suku bangsa manusia
pada umumnya, tetapi juga perkembangan pikiran setiap orang individual.
“sebagai anak kita menjadi teolog, sebagai pemuda ahli metafisisk, sebagai
dewasa ahli ilmu alam”. Mula-mula ilmu-ilmu dikuasaai oleh konsep-konsep
teologi, kemudian oleh khayalan metafisis, akhirnya oleh pengetahuan positif.
2. The law
of the hierarchie of the sciencies
Hukum kedua dari social dynamic
adalah hierarki dari ilmu pengetahuan. Comte menyakini derajat kompleksitas
setiap ilmu pengetahuan tergantung dari perkembangan pemikiran manusia. Dari
yang abstrak menuju konkrit. Susunan sesuai dengan hierarki sains itu adalah
sebagai berikut :
·
Matematika
adalah sains universal karena dapat diterapkan untuk semua hal
·
Astronomi
yang didasarkan pada matematika diterapkan pada semua benda fisik di angkasa.
·
Fisika yang
berkaitan dengan unsur-unsur yang ditemukan di bumi ini dan juga dunia fisik
yang lain
·
Kimia yang
lingkupnya lebih tebatas tetapi dapat diterapkan pada area yang sama dengan
fisika
·
Biologi yang
menyelidik dengan makhluk hidup
· Sosiologi,
sains baru yang secara khusus sangat diminati Comte dan hendak dikembangkannya
untuk menyelidiki perilaku manusia sebagai makhluk sosial.
3. The Law Of The Correlation of practical Activities
Comte yakin pemikiran theologies
mirip dengan pemikiran militerisme, yaitu menjawab semua permasalahan dengan
kekuatan(force). Dan tahap metafisis, prinsip prinsip hukum alam menjadi dasar
bagi organisasi kemasyarakatan dan hubungan antar kebebasan manusia. Tahap
metafisis merupakan tahap transisi menuju positive, sama dengan perkembangan
Industri sebagai aktivitas yang dominan dalam factor menentukan hubungan antar
manusia. Dan semua ini menurut Comte adalah sebagai hasil perkembangan ilu
pengetahuan positif. Perang yang
dulu berkecamuk akan dengan perlahan menghilang seiring berkembangnya Industri.
Menimbulkan kesatuan nasional yang mengarah ke humanitis.
Dengan
uraian ini sebenarnya Comte hendak menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau
hubungan antara tingkat pikiran manusia dengan organisasi social atau tindakan
tindakan praktis manusia.
4. The Law of the Correlation of the Feeling
Comte menganggap bahwa masyarakat
hanya dapat disatukan oleh feeling. Demikianlah sejarah telah memperlihatkan
adanya korelasi antara perkembangan pemikiran dengan perkembangan social sentiment. Pada zaman theologies,
sentiment social hanya terbatas pada masyarakat local, kemudian pada abad
pertengahan dimana social sentiment mulai meluas seiring dengan pertumbuhan
agama Kristen dianggap sebagai abad dalam tahapan metafisis. Dan pada tahapan
positif rasa sympathy meluas secara universal. Comte yakin sikap positif
pikiran manusia mampu mengembangkan semangat aluristis dan menguniversalkan
perasaan social.
Social Statics
Fungsi social static adalah mencari
hukum tentang aksi reaksi darpada berbagai bagian dalam sistem social. Jika
dalam social dynamic berusaha mencari hukum hukum tentang gejala social di
dalam perbedaan waktu dari suatu pertumbuhan, maka social static mencari hukum
tentang gejala gejala social yang bersamaan waktu terjadinya. Comte mengajukan
4 doktrin dalam social staticnya.
1. The doctrine of Individual
Comte mengatakan bahwa teori tentang sikap sikap dasar
manusua individual adalah penting bagi sosiologi. Namun ia tidak mengatakan
bahwa itu penting bagi psikologi
2. The doctrine of family
Keluarga merupakan kelompok yang terbentuk melalui instink
dan daya tarik alamiah. Individu akan membentuk keluarga. Keluarga inilah yang
merupakan dasar dari kepribadian manusia dan basis semangat sosial. Keluarga
yang menjadi jembatan antara egoistic dan altruistic. Keluarga merupakan
kebutuhan hidup masyarakat. Jika keadaan keluarga tidak stabil maka akan
terjadi disorganisasi sosial
3. The doctrine of Society
Masyarakat dapat diumpamakan seperti organisme. Keluarga
adalah merupakan sel-sel dari masyarakat. Oleh sebab itu di dalam masyarakat
ada saling ketergantungan pada setiap manusia. Hubungan timbal balik antar
keluarga adalah inti dari interaksi dari masyarakat.
Jadi masyarakat
adalah:
· Suatu kerjasama
hubungan-hubungan yang saling memiliki ketergantungan yang terjadi tidak di
atas landasan instinc/daya tarik ilmiah, akan tetapi atas landasan pembagian
pekerjaan,
· Masyarakat
adalah laksana organisme di dalam pengertian umum,
· Batas-batas dari
masyarakat adalah kemanusiaan itu sendiri.
4. The doctrine of state
Masyarakat yang semakin komplek akan menciptakan pembagian
kerja. Agar pembagian kerja dapat berjalan dengan baik, maka perlu institusi
yang mengatur. Institusi tersebut adalah negara. Sehingga fungsi dari negara
adalah menjaga kesatuan sosial melalui suatu kelompok politik. Sistem yang
mengatur adalah Pemerintahan. Hak pribadi tetap diakui, negara hanya bertugas
mengawasi dan mengatur inilah dasar ilmu pengetahuan sosiologi dari Comte
tentang konsep negara dan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA Siahaan, M Hotman. 1986. Pengantar kea rah sejarah dan teori
sosiologi. Jakarta : erlangga