Jumat, 11 Januari 2013

AUGUSTE COMTE


Auguste Comte adalah seorang filusuf dari perancis yang sering kali disebut sebagai peletak dasar bagi ilmu Sosiologi. Dan dia pula-lah yang memperkenalkan nama 'Sociology'. Auguste Comte lahir pada tahun 1789 di kota monpellier perancis selatan.Orang tua Comte adalah pegawai di kerajaan dan penganut sgama katolik yang saleh. Bertolak belakang dengan keinginan orang tuanya yang ingin menjadikan comte ahli agama, comte tumbuh menjadi anak yang berpikiran bebas dan memiliki kemampuan untuk berpikir tentang dirinya sendiri. Pada pertumbuhannya comte mendapat pendidikan local di monpellier dan mendalami matematika.pada usia 16 tahun Comte pindah ke Paris dan masuk sekolah politeknik studi keinsinyuran. Saat itu Comte benar benar menunjukkan pikiran bebasnya dan membuat dia di keluarkan dari sekolah itu. Akhirnya dia kembali ke Monpellier lagi, namun tidak betah lama, sehingga dia kembali ke Paris dan saat itulah bertemu dengan Saint Simon.Sejak saat Comte resmi menjadi murid sekaligus sekretaris dari Saint Simon.
Saat bersama Saint simonlah Auguste Comte mampu mengembangkan daya pikirnya yang bebas. Karena melihat bakatnya maka saint simon menjadikan Comte sebagai penulis karangan karangannya. Namun terjadi perselisihan diantara keduanya dan tidak pernah menyelesaikan dengan damai hingga sang guru meninggal.

Dari sekian banyak buku yang tercipta hanya ada satu buku yang menjadi karya terbesar auguste Comte yaitu A course of positive philosophy. Buku inilah yang menguraikan seluruh pemikiran dari Auguste Comte terdiri dari beberapa jilid. Jilid 1 terbit tahun 1848 dan disusul 5 jilid berikutnya.

Teori Teori Sosial Comte
Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian, yaitu Social Static dan Social Dynamic. Sosial static merupakan suatu hukum bagi aksi- reaksi antara bagian bagian dari suatu sistem social. Dan social dynamic merupakan teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia. Bila social static merupakan studi masyarakat yang didalam saling berhubungan akan menghasilkan pendekatan yang paling elementer terhadap sosiologi. Namun studi tentang hubungan social yang terjadi antara bagian bagian itu takkan pernah dipelajari tanpa memahaminya sebagai hasil dari perkembangan. Itulah sebabnya Comte berpendapat bahwa tidak akandiperoleh pemahaman yang layak tanpa menggunakan pendekata social dynamic atau pendekatanhistoris.
  Social Dynamic
Social dynamic merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan masyarakat manusia, namun Comte tidak membicarakan asal mula manusia karena akan menimbulkan imajinasi yang berlebih. Sedangkan ajaran positivisme yang ia kemukakan mengatakan bahwa ilmu pengetahuan harus bisa di buktikan dalam kenyataan.
Comte mengakui adanya hewan yang bermasyarakat.Namun ia kurang setuju dengan adanya validasi bahwa manusia berasal dari hewan. Ia berpikir pasti ada hukum umum yang bisa menjelaskan kesinambungan perkembangan social masyarakat pada kala itu. Comte menambahkan bahwa ada perbedaan antara hewan dengan manusia. Manusia memiliki intelegensi yang lebih tinggi daripada hewan. Dengan asumsi tersebut Comte mengajukan tentang 3 ingkatan perkembangan manusia. Yaitu theologies, metaphysic (abstrak), scientific (positive).

1. The law of three stages
The law of three stages atau hukum tentang 3 tingkatan pemikiran, adalah hokum tentang perkembangan intelegasi manusia, dan yang berlaku tidak hanya terhadap perkembangan masyarakat, namun juga terhadap individu. Hukum ini merupakan generalisasi dari tiap bagian dari pemikiran manusia yang berkembang semakin maju melalui tiga tahap pemikiran yaitu :
a. Zaman Teologis
Pada zaman teologis, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa - kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala - gejala tersebut. Kuasa - kuasa ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti manusia, tetapi orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan yang lebih tinggi dari pada makhluk – makhluk insan biasa.
Zaman teologis dibagi lagi menjadi tiga periode berikut :
·         Animisme. Tahap Animisme merupakan tahap paling primitif karena benda-benda dianggap mempunyai jiwa.  Politeisme. Tahap Politeisme merupakan perkembangan dari tahap pertama. Pada tahap ini manusia percaya pada dewa yang masing - masing menguasai suatu lapangan tertentu; dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar dan sebagainya. Monoteisme. Tahap Monoteisme ini lebih tinggi dari pada dua tahap sebelumnya, karena pada tahap ini, manusia hanya memandang satu Tuhan sebagai Penguasa.

b.Zaman Metafisis
Pada zaman ini manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis. Sifat yang khas adalah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodrati,diganti dengan kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengertian abstrak, yang diintegrasikan dengan alam.

c. Zaman Positif
Zaman ini dianggap Comte sebagai zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Alasanya ialah  pada zaman ini tidak ada lagi usaha manusia untuk mencari penyebab - penyebab yang terdapat dibelakang fakta-fakta. Manusia kini telah membatasi diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta yang disajikannya.Atas dasar observasi dan dengan menggunakan rasionya, manusia berusaha menetapkan relasi atau hubungan persamaan dan urutan yang terdapat antara fakta-fakta. Pada zaman terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya.

Hukum tentang tiga tahap ini menerangkan perkembangan intelektual suku bangsa manusia pada umumnya, tetapi juga perkembangan pikiran setiap orang individual. “sebagai anak kita menjadi teolog, sebagai pemuda ahli metafisisk, sebagai dewasa ahli ilmu alam”. Mula-mula ilmu-ilmu dikuasaai oleh konsep-konsep teologi, kemudian oleh khayalan metafisis, akhirnya oleh pengetahuan positif.

2. The law of the hierarchie of the sciencies
Hukum kedua dari social dynamic adalah hierarki dari ilmu pengetahuan. Comte menyakini derajat kompleksitas setiap ilmu pengetahuan tergantung dari perkembangan pemikiran manusia. Dari yang abstrak menuju konkrit. Susunan sesuai dengan hierarki sains itu adalah sebagai berikut :
·         Matematika adalah sains universal karena dapat diterapkan untuk semua hal
·         Astronomi yang didasarkan pada matematika diterapkan pada semua benda fisik di angkasa.
·         Fisika yang berkaitan dengan unsur-unsur yang ditemukan di bumi ini dan juga dunia fisik yang lain
·         Kimia yang lingkupnya lebih tebatas tetapi dapat diterapkan pada area yang sama dengan fisika
·         Biologi yang menyelidik dengan makhluk hidup
·    Sosiologi, sains baru yang secara khusus sangat diminati Comte dan hendak dikembangkannya untuk menyelidiki perilaku manusia sebagai makhluk sosial.

3. The Law Of The Correlation of practical Activities
Comte yakin pemikiran theologies mirip dengan pemikiran militerisme, yaitu menjawab semua permasalahan dengan kekuatan(force). Dan tahap metafisis, prinsip prinsip hukum alam menjadi dasar bagi organisasi kemasyarakatan dan hubungan antar kebebasan manusia. Tahap metafisis merupakan tahap transisi menuju positive, sama dengan perkembangan Industri sebagai aktivitas yang dominan dalam factor menentukan hubungan antar manusia. Dan semua ini menurut Comte adalah sebagai hasil perkembangan ilu pengetahuan positif. Perang yang dulu berkecamuk akan dengan perlahan menghilang seiring berkembangnya Industri. Menimbulkan kesatuan nasional yang mengarah ke humanitis.

Dengan uraian ini sebenarnya Comte hendak menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara tingkat pikiran manusia dengan organisasi social atau tindakan tindakan praktis manusia.

4. The Law of the Correlation of the Feeling
Comte menganggap bahwa masyarakat hanya dapat disatukan oleh feeling.  Demikianlah sejarah telah memperlihatkan adanya korelasi antara perkembangan pemikiran dengan perkembangan social sentiment. Pada zaman theologies, sentiment social hanya terbatas pada masyarakat local, kemudian pada abad pertengahan dimana social sentiment mulai meluas seiring dengan pertumbuhan agama Kristen dianggap sebagai abad dalam tahapan metafisis. Dan pada tahapan positif rasa sympathy meluas secara universal. Comte yakin sikap positif pikiran manusia mampu mengembangkan semangat aluristis dan menguniversalkan perasaan social.


Social Statics
Fungsi social static adalah mencari hukum tentang aksi reaksi darpada berbagai bagian dalam sistem social. Jika dalam social dynamic berusaha mencari hukum hukum tentang gejala social di dalam perbedaan waktu dari suatu pertumbuhan, maka social static mencari hukum tentang gejala gejala social yang bersamaan waktu terjadinya. Comte mengajukan 4 doktrin dalam social staticnya.

1.      The doctrine of Individual
Comte mengatakan bahwa teori tentang sikap sikap dasar manusua individual adalah penting bagi sosiologi. Namun ia tidak mengatakan bahwa itu penting bagi psikologi

2.      The doctrine of family
Keluarga merupakan kelompok yang terbentuk melalui instink dan daya tarik alamiah. Individu akan membentuk keluarga. Keluarga inilah yang merupakan dasar dari kepribadian manusia dan basis semangat sosial. Keluarga yang menjadi jembatan antara egoistic dan altruistic. Keluarga merupakan kebutuhan hidup masyarakat. Jika keadaan keluarga tidak stabil maka akan terjadi disorganisasi sosial

3.      The doctrine of Society
Masyarakat dapat diumpamakan seperti organisme. Keluarga adalah merupakan sel-sel dari masyarakat. Oleh sebab itu di dalam masyarakat ada saling ketergantungan pada setiap manusia. Hubungan timbal balik antar keluarga adalah inti dari interaksi dari masyarakat.
Jadi masyarakat adalah:
· Suatu kerjasama hubungan-hubungan yang saling memiliki keter­gantungan yang terjadi tidak di atas landasan instinc/daya tarik ilmiah, akan tetapi atas landasan pembagian pekerjaan,
· Masyarakat adalah laksana organisme di dalam pengertian umum,
· Batas-batas dari masyarakat adalah kemanusiaan itu sendiri.

4.      The doctrine of state
Masyarakat yang semakin komplek akan menciptakan pembagian kerja. Agar pembagian kerja dapat berjalan dengan baik, maka perlu institusi yang mengatur. Institusi tersebut adalah negara. Sehingga fungsi dari negara adalah menjaga kesatuan sosial melalui suatu kelompok politik. Sistem yang mengatur adalah Pemerintahan. Hak pribadi tetap diakui, negara hanya bertugas mengawasi dan menga­tur inilah dasar ilmu pengetahuan sosiologi dari Comte tentang kon­sep negara dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Siahaan, M Hotman. 1986. Pengantar kea rah sejarah dan teori sosiologi. Jakarta : erlangga

0 komentar:

Posting Komentar