Men-design pendidikan multikultural dalam
tatanan masyarakat yang penuh permasalahan antar kelompok, budaya, suku dan
lain sebagainya, seperti Indonesia, mengandung tatanan yang tidak ringan. Perlu
disadari bahwa pendidikan multikultural tidak hanya sebatas merayakan
keragaman. Dalam kondisi demikian, pendidikan multikultural lebih tepat
diarahkan sebagai advokasi untuk menciptakan masyarakat yang toleran. Untuk itu
diperlukan sejumlah pendekatan.
Beberapa pendekatan dalam proses pendidikan
multikultural, yaitu:
a) Tidak
lagi menyamakan pandangan pendidikan dengan persekolahan, atau pendidikan
multikultural dengan program-program sekolah formal.
b) Menghindari
pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik.
c) Karena
pengembangan kompetensi dalam suatu kebudayaan baru biasanya membutuhkan
interaksi inisiatif dengan orang-orang yang sudah memiliki kompetensi, maka
dapat dilihat jelas bahwa upaya untuk mendukung sekolah-sekolah yang terpisah
etnik merupakan anitesis terhadap tujuan
pendidikan multikultural. Mempertahankan dan memperluas solidaritas kelompok
akan menghambat sosialisasi ke dalam kebudayaan baru.
d) Pendidikan
multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan.
e) Kemungkinan
bahwa pendidikan meningkatkan kesadaran tentang kompetensi dalam beberapa
kebudayaan. Kesadaran seperti ini akan menjauhkan kita dari konsep dwi budaya
atau dikotomi antara pribumi dan nonpribumi.
a) Agama, suku bangsa dan tradisi
Agama secara aktual merupakan ikatan yang
terpenting dalam kehidupan orang Indonesia sebagai suatu bangsa. Bagaimanapun
juga hal itu akan menjadi perusak kekuatan masyarakat yang harmonis ketika hal
itu digunakan sebagai senjata politik atau fasilitas individu-individu atau
kelompok ekonomi. Di dalam kasus ini, agama terkait pada etnis atau tradisi
kehidupan dari sebuah masyarakat.
Masing-masing individu telah menggunakan
prinsip agama untuk menuntun dirinya dalam kehidupan di masyarakat, tetapi
tidak berbagi pengertian dari keyakinan agamanya pada pihak lain. Hal ini hanya
dapat dilakukan melalui pendidikan multikultural untuk mencapai tujuan dan
prinsip seseorang dalam menghargai agama.
b) Kepercayaan
Unsur yang penting dalam kehidupan bersama
adalah kepercayaan. Dalam masyarakat yang plural selalu memikirkan resiko
terhadap berbagai perbedaan. Munculnya resiko dari kecurigaan/ketakutan atau
ketidakpercayaan terhadap yang lain dapat juga timbul ketika tidak ada
komunikasi di dalam masyarakat/plural.
c) Toleransi
Toleransi merupakan bentuk tertinggi,
bahwa kita dapat mencapai keyakinan. Toleransi dapat menjadi kenyataan ketika
kita mengasumsikan adanya perbedaan. Keyakinan adalah sesuatu yang dapat
diubah. Sehingga dalam toleransi, tidak harus selalu mempertahankan
keyakinannya.
Sumber: Mahfud,
Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar